Tuesday, December 4, 2012

manfaat kumis kucing


1.      Deskripsi
Perawakan                         : Herba tegak,pangkal batang berkayu , percabangan dari pangkal 0,4-2,0m.
Batang                               : bersegi empat , beralur pendek, Daun : tunggal, berhadapan,helaian bentuk bulat telur belut memanjang-lanset atau delta, pangkal decureut-runcing-tumpul, permukaan dengan bintik-bintik kelenjar kurang lebih 10cmx0,75-5cm,tangkai 3 cm. Bunga : susunan tandan 7-29cm, berambut , tangkai bunga berambut 1-6mm. Kelopak : pada waktu mekar 4-7,5 cm ,berbibir,pada buah 12mm, gigi bibir bawah berambut putih-ungu 13-27mm, tabung 10-18m,bibir 4,5-10 mm. Mahkota : keluar dari tabung kelopak, tabung mahkota putih, berbibir membengkok kedalam. Benang Sari: 4 panjang dua, tertancap didasar. Biji : Coklat Gelap.
Waktu berbunga                : Januari-Desember.
Distribusi                           : Dijawa pada elevasi 5-900 m dpl. Di bawah penutupan,tidak begitu kering,tepi jalan,tepi aliran selokan ,hutan jati dan bamboo, ditNm dihalaman untuk hiasan dan atau obat-obatan.
Keanekaragaman               : Variasi morfologi sempit
Sifat Khas                          : BUnga tandan, bunga duduk berkarang putih, benang sari panjang seperti kumis kucing
Kegunaan diMasyarakat    : secara tradisional daun kumis kucing digunakan untuk memperlancar kelaurnya air seni pada gangguan tanpa penyebab yang jelas, obat batu ginjal, tekanan darah tinggi ,encok  dan kencing manis.





2.      Cara pemakaian dimasyarakat
Kumis kucing biasa dipakai untuk:
a.       Mengobati infeksi saluran kemih
Bagi yang menderita infeksi saluran kencing, sering buang air kecil (volume sedikit dan anyang-anyangan), bisa dicoba penyembuhannya dengan ramuan herbal segar daun kumis kucing, meniran, dan akar alang-alang masing-masing 30 gram lalu dicuci sampai bersih. Bahan-bahan tersebut selanjutnya dipotong-potong seperlunya lalu direbus dalam tiga gelas air hingga hanya tersisa setengahnya. Setelah dingin, air tersebut kemudian diminum masing-masing setengah gelas sebanyak tiga kali sehari.
b.      Mengobati Amandel
Daun kumis kucing ¾ genggam dicuci dan direbus dengan air bersih 3 gelas minum sehingga hanya tinggal kira-kira 3/4nya sesudah dingin disaring lalu diminum (3x sehari ¾ gelas minum.
c.       Mengobati Encok
Daun kumis kucing ¾ genggam dicuci lalau direbus direbus dengan air bersih 4 gelas sehingga hanya tinggal kira-kira ¾ nya sesudah dingin disaring lalu diminum (3x sehari 3/4 gelas)
d.      Kencing Batu
Cuci 90g herba kumis kucing, lalu rebus dalam 1 liter air. Biarkan mendidih sampai tersisa 750 cc. Setelah dingin minum 3 kali sehari, masing-masing 1/3 bagian. Lakukan setiap hari sampai sembuh
e.       Kencing Manis
Cuci daun kumis kucing dan sambiloto segar masing-masing 7 lembar, 3/4 jari batang brotowali, lalu potong-potong seperlunya. Rebus semua bahan dalam 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 2 gelas. Selanjutnya dinginkan dan saring. Ramuan ini dapat diminum pagid dan sore gari, masing-masing 1 gelas. 1/2 jam sebelum makan. Meskipun ramuan ini rasanya pahit, jangan ditambah madu ataupun air gula.
.
3.      Kandungan Kimia
Daun mengandung minyak atsiri 0.02-0.06% terdiri dari 60 macam seskuiterpen dan senyawa fenolik,0,2% flavonoid lipofil dengan kandungan utama sinensetin,saponin, eupatorin, skutellarain, tetrametil eter, salvigenin, rhamnazin, glikosida flanolol,turunan asam kafeat ( terutama asam rosmarinat dan asam 2,3- dikaffeoil tartarat), metilripariokromen A 6-(7,8-dimektosi-2,2-dimetil(2H, 1-benzopiran)-il), Saponin serta garam kalsium (3%) dan myoinositol 4,9,13) Hasil ekstrasi daun dan bunga Orthosiphon stamineus ditemukan metilripariokromen A atau 6-(7,8- dimetoksietanon). Juga ditemiukan senyawa golongan Flavonoid :
-          Sinensetin (5,6,7,3,4-pentametoksi flavon)
-          Tetrametilskutellarein (5,6,7,4-tetrametoksi flavon)
-          5 hidroksi 6,7,3,4 tetrametoksi flavones
-          Salvigenin (5-hidroksi-6-7-4-trimetoksi flavon)
-          Kirsimaritin (5,6 dihidroksi-7,4-dimetoksi flavon)
-          Pilooin (5,3-dihidroksi-7,4 dimetoksi flavon)
-          Rhamnazin (3,5,4-trihidroksi-7-3 dimetoksi flavon)
Juga ditemukan 9 macam golongan senyawa flavon dalam bentuk aglikon, 2 macam glikosida, 1 macam senyawa kumarin, asam kafeat dan 7 macam senyawa depsida turunan asam kafeat,skutellarein, 6- hidrosiluteolin, sinensetin.
4.      Efek Biologik
Efek diuretic telah dibuktikan dengan percobaan farmakologi dan uji klinis diduga efek ini disebabkan oleh flavanoid,mesoinositol, minyak menguap, kalium atau efek sinergis dari senyawa-senyawa tersebut. Kumis kucing juga dilaporkan dapat menaikkan pengeluaran asam urat sehingga sering digunakan untuk obat rematik dan gangguan gainjal karena asam urat3,8,14) dosis yang lasim digunakan adalah 1 kali sehari 2,5g daun yang direbus sehingga diperoleh cairan 1 cangkir. Dilaporkan bahwa akar (kandungan y-piron) dapat diginakan pada diabetes. Hasil penelitian lain terhadap orthosiphon spicatus menyitir bahwa tidak menutup kemungkinan golongan senyawa yang mempunyai antiradang adalah flavoid lipofil.
5.      Dosis
Untuk diuretikum dipakai kurang lebiah 25 gr daun segar atau yang sudah dikeringkan, direbus dengan 2 gelas air selama 15menit terhitung setelah air mendidih. Hasil rebusan diminum sehari dua kali ½ gelas pagi dan siang.
6.      Budidaya
Tumbuhan ini mudah diperbanyak dengan biji. Dalam 1g biji berserat mengandung 2500 biji, sedang yang tanpa serat mengandung 3000 biji. Daya kecambah biji cepat menurun oleh karena itu akan lebih baik bila digunakan biji-biji yang baru ( paling lama disimpan 1 bulan). Perbenihan perlu penyemain agar tidak terlalu yang mati karena kekeringan, rusak oleh terik matahari, terlalu basah atau lembab. Permukaan tanah persemaian dihaluskan dan seaiknya dilapisi pasir setebal 2-3 cm, kemudian ditutup dengan lembaran plastic dan diberi atap pelindung. Jumlah benih yang diperlukan adalah 10 g tiap m persegi.Setelah benih disebar merata akan tumbuh. Setelah benih berumur 1 minggu, mulai diperjarang dan dicabut untuk dipindahkan kelubang sebesar pensil yang dibuat dipermukaan bumbungan-bumbungan (tinggi 5 cm dan berdiameter 3 cm) tanah yang telah  tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang yang dibungkus daun. Tiap  bumbungan diisi 1 bibit. Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman pagi dan sore, memperjarang bibit dan memusnahkan bagian bibit yang mulai terserang penyakit. Setelah berumur 2 bulan bibit dalam bumbungan sudah cukup besar dan kuat ditanam dikebun, dua minggu sebelum ditanam bibit dalam bumbungan dipindahkan ketempat yang lebih terang untuk melatih tanaman terhadap terik sinar matahari. Ukuran bibit  pada waktu dipindahkan 3-5 cm, berdaun 4-5 helai, panjang daun 5-10cm, Lebar 2-3cm. Ditanam pada tanah yang kering atau tegalan pada musim hujan. Penanaman pada musi kemarau akan berhasil bila dilakukan pada tanah yang memungkinkan untuk diairi (sawah). Pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul 2 kali atau menggarpu 1 kali. Meratakan tanah dan membuat saluran air di sekeliling petakan. Pada keadaan tanah yang kurang baik tata airnya dicangkuk lebih dalam, lalu dibuat bedengan atau guludan dibuat lubang dengan jarak tanaman 40-60 cm untuk ditanam bibit. Penanaman sebaiknya dilakukan setelah lewat tengah hari, agar tidak cepat layu (dianjurkan diberi naungan berupa daun atau batang pelepah pisang terutama bagi bibit yang kurang terlatih terhadap teri sinar matahari selama di bumbungan, Naungan sementara ini dilakukan selama 1-2 minggu). Pemeliharaan terdiri dari penyiraman atau pengairan bila 2 hari tidak turun hujan, penyiangan dilakukan 3-5 kali, pemupukan dilkakukan pada umur 3 minggu dan bila perlu pada umur 8 minggu setelah tanam ( 34kg nitrogen tiap hektar, peningkatan hasil 14%) dan dilakuakan pemangkasan batang bunga agar daun dapat tumbuh lebih banyak. Pemanenan pertama dilakukan pada umur 2 bulan setelah tanam, selanjutnya dilakukan setiap 0,5 bulan sampai 1 bulan sekali, sampai tanaman berumur  3-5 bulan setelah tanam. Gangguan hama dan penyakit umumnya serangan jamur karat (puccinia sonchus arvensis) dan penyakit busuk pangkal batang atau busuk akar.

No comments:

Post a Comment