Disusun oleh
MUKHAMAD RIF’AN
NIM: sk.109.115
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KABUPATEN KENDAL
TAHUN 2009
BAB I
PENDAHULUAN
ABORTUS IMMINEN
A. Pengertian
Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang
menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam
kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau
dipertahankan.Syaifudin.BariAbdul,2000)
Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat ( Mansjoer, Arif M, 1999).
Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat ( Mansjoer, Arif M, 1999).
Abortus imminen adalah pengeluaran secret pervaginam yang tampak pada paruh pertama kehamilan ( William Obstetri, 1990)
B. Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :
a. Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
b. Lingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna
c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan alcohol
2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun
3. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis.
4. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi
serviks (untuk abortus pada trimester kedua), retroversi uteri, mioma
uteri dan kelainan bawaan uterus.
C. Gambaran Klinis
1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
2. Pada
pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun,
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan
kecil, suhu badan normal atau meningkat
3. perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi
4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus
5. Pemeriksaan ginekologi :
· Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi,tercium bau busuk dari vulva
· Inspekulo
: perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada tau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak
cairan atau jaringan berbau busuk dari opistium
· Colok
vagina: porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari
usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada
perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
D. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan
nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan
dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus
desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya.
Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga
plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan.
Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu
daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong
kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes
ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus
kompresus, maserasi atau fetuspapiraseus.
Komplikasi:
1. Perdarahan, perforasi syok dan infeksi
2. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah
E. Pathway
TERLAMPIR
F. Pemeriksaan penunjang
1. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati
2. Pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion
Data laboratorium
1. Tes urine
2. Hemoglobin dan hematokrit
3. Menghitung trombosit
4. Kultur darah dan urine
G. Masalah keperawatan
1. Kecemasan
2. Intoleransi aktifitas
3. Gangguan rasa nyaman dan nyeri
4. Defisit volume cairan
H. Diagnosa keperawatan
1. Cemas berhubungan dengan pengeluaran konsepsi
2. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus
3. Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan
4. Kehilangan berhubungan dengan pengeluaran hasil konsepsi
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri
I. Tujuan
DX I : Mengurangi atau menghilangkan kecemasan
DX II : Mengurangi atau menghilangkan rasa sakit
DX III : Mencegah terjadinya defisit cairan
DX IV : Mengurangi atau meminimalkan rasa kehilangan atau duka cita
DX V : Klien dapat melakukan aktifitas sesuai dengan toleransinya
J. Fokus Intervensi
DX I : Cemas berhubungan dengan pengeluaran hasil konsepsi
Intervensi :
- Siapkan klien untuk reaksi atas kehilangan
- Beri informasi yang jelas dengan cara yang tepat
DX II : nyeri berhubungan dengan kontraksi uteri
Intervensi
- Menetapkan
laporan dan tanda-tanda yang lain. Panggil pasien dengan nama lengkap.
Jangan tinggalkan pasien tanpa pengawasan dalam waktu yang lama
- Rasa sakit dan karakteristik, termasuk kualitas waktu lokasi dan intensitas
- Melakukan tindakan yang membuat klien merasa nyaman seperti ganti posisi, teknik relaksasi serta kolaburasi obat analgetik
DX III : Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan
Intervensi :
- Kaji perdarahan pada pasien, setiap jam atau dalam masa pengawasan
1. Kaji perdarahan Vagina : warna, jumlah pembalut yang digunakan, derajat aliran dan banyaknya
2. kaji adanya gumpalan
3. kaji adanya tanda-tanda gelisah, taki kardia, hipertensi dan kepucatan
- Monitor nilai HB dan Hematokrit
DX IV : Kehilangan berhubungan dengan pengeluaran hasil konsepsi
Intervensi :
- Pasien menerima kenyataan kehilangan dengan tenang tidak dengan cara menghakimi
- Jika diminta bisa juga dilakukan perawatan janin
- Menganjurkan pada pasien untuk mendekatkan diri pada Tuhan YME
DX V : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri
Intervensi
- Menganjurkan pasien agar tiduran
- Tidak melakukan hubungan seksual
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment